Definisi Lingkungan
Dalam
pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh
seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap
konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer
tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga
harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk
mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi,
apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan
mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam
setiap kegiatan manajemen. Bagaimana reaksi seorang manajer bila ada perubahan
lingkungan ekstern.
Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang
berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan
diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi
manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan
eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan
pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik
dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai
pengaruh tidak langsung.
Lingkungan Eksternal
Lingkungan
eksternal atau
lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya
dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi
mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal,
kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi
lingkungan eksternal. Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
•
Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
•
Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian
besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
•
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu
organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F.
Stoner,1996:66)
Menurut James A.F. Stoner:
1.
Unsur-unsur tindakan langsung (direct action)
2.
Unsur-unsur tindakan tak langsung (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1.
Lingkungan ekstern mikro
2.
Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2.
Lingkungan umum
3.
Lingkungan yang berubah
Dari
ketiga pendapat tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sama dalam
pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga
‘lingkungan yang berubah’. Jadi, lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1.
Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
2.
Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan
umum)
Lingkungan Ekstern Mikro
Lingkungan
ekstern mikro terdiri dari:
1.
Pelanggan (customers)
Pelanggan
membeli produk barang dan jasa. Perusahaan tidak dapat hidup tanpa dukungan
pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan usahanya suatu
perusahaan perlu mengamati perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pengamatan
reaktif dan proaktif merupakan
strategi dalam mengamati kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengamatan reaktif
adalah memusatkan perhatian pada kecendrungan dan masalah pelanggan setelah
kejadian, misalnya mendengarkan keluhan pelanggan. Pengamatan proaktif terhadap
pelanggan adalah dengan memperkirakan kejadian, kecendrungan, dan masalah
sebelum hal itu terjadi (sebelum pelanggan mengeluh).
2.
Pesaing (Competitors)
Pesaing
adalah perusahaan di dalam industri yang sama dan menjual produk atau jasa
kepada pelanggan. Seringkali perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan usaha
tergantung pada apakah perusahaan melakukan pelayanan yang lebih baik daripada
pesaing lain. Karena itu, perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu
menentukan siapa pesaingnya, mengantisipasi pergerakan pesaing, serta
memperhitungkan kekuatan dan kelemahan pesaing.
3.
Pemasok (suppliers)
Pemasok
adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan
sumber informasi kepada perusahaan lain. Terdapat hubungan saling
ketergantungan antara pemasok dan perusahaan. Ketergantungan perusahaan pada
pemasok adalah pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari
sumber lain sebagai pengganti. Ketergantungan pemasok pada perusahaan adalah suatu
tingkat dimana perusahaan pembeli sebagai pelanggan bagi pemasok dan sulitnya
menjual produk kepada pembeli lain.
4.
Perwakilan-perwakilan Pemerintah
Hubungan
organisasi dalam perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks.
Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini
harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan
pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.
5. Lembaga
Keuangan
Organisasi-organisasi
tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seperti bank-bank komersial,
bank-bank instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk pasar modal.
Lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjaga dan memperluas
kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk membangun fasilitas baru dan
membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-operasinya.
Lingkungan
Ekstern Makro
Lingkungan
ekstern makro terdiri dari:
1. Ekonomi
Keadaan
ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang
beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh,
secara umum kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa
meningkat. Akan tetapi, kondisi perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa
suatu perusahaan juga bertumbuh, hanya menyediakan lingkungan yang mendorong
terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam keadaan perekonomian yang lesu, daya beli
masyarakat yang menurun, membuat pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para
manajer perusahaan harus selalu mengantisipasi variable-variabel ekonomi
seperti kecendrungan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter,
dan harga-harga yang ditetapkan oleh pesaing.
2.
Teknologi
Teknologi
adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk
masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi
dapat membantu perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan
produknya dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat
memberikan suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya
perusahaan fotocopy pada awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3. Politik
Hukum
Komponen
politik/hukum adalah undang-undang, peraturan, dan keputusan pemerintah yang
mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode waktu
tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin
mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu
negara, seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan
upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
4. Sosial
Budaya
Komponen
sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan
norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama,
perubahan karakteristik demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan
khusus, pertumbuhan atau pengurangan dari golongan populasi tertentu,
mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial
budaya dalam perilaku, sikap, dan norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan
produk dan jasa suatu usaha.
Tanggung Jawab Sosial Manajer
Dimensi Etika dalam Manajemen
Etika adakah pandangan , keyakinan & nilai akan sesuatu yg baik & buruk, benar & salah (Griffin)
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yg memenuhi kriteria etika
EMPAT PANDANGAN TENTANG PERILAKU YANG ETIS
Dimensi Etika dalam Manajemen
Etika adakah pandangan , keyakinan & nilai akan sesuatu yg baik & buruk, benar & salah (Griffin)
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yg memenuhi kriteria etika
EMPAT PANDANGAN TENTANG PERILAKU YANG ETIS
Utilitarian view
Perilaku yg etis ,perilaku yg akan memberikan kebaikan terbesar bagi sbg besar orang.
Perilaku yg etis ,perilaku yg akan memberikan kebaikan terbesar bagi sbg besar orang.
Individualism view
Perilaku yg etis, perilaku yg dlm jangka panjang memberikan kepentingan bagi diri sendiri.
Perilaku yg etis, perilaku yg dlm jangka panjang memberikan kepentingan bagi diri sendiri.
Moral-rights view
Perilaku yg etis, perilaku yg menghargai hak asasi manusia yg dianut oleh semua orang.
perilaku yg etis, perilaku yg tidak memihak, jujur & adil dlm memperlakukan orang.
ETIKA MANAJERIAL
Tindakan etis dari seorang manajer akan mempunyai dampak positif bagi orang lain di tempat kerja serta manfaat sosial bagi masyarakat & sebaliknya
DILEMA BERKAITAN DG ETIKA YG DIHADAPI MANAJER ( Ethical dilemma )
situasi yg memaksa seseorang utk memutuskan suatu tindakan, meskipun memberikan keuntungan secara personal / organisasional, / keduanya. Mungkin keputu-san tsb dianggap tdk etis.
Nilai Personal sebagai standar Etika
Nilai (Values) sendiri pd dasarnya merupakan pandangan ideal yg mempengaruhi cara pandang, cara berfikir & perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, & keyakinan yg dipegang oleh seseorang sehubungan dg segala kegiatan yg dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal & nilai instrumental.
Perilaku yg etis, perilaku yg menghargai hak asasi manusia yg dianut oleh semua orang.
perilaku yg etis, perilaku yg tidak memihak, jujur & adil dlm memperlakukan orang.
ETIKA MANAJERIAL
Tindakan etis dari seorang manajer akan mempunyai dampak positif bagi orang lain di tempat kerja serta manfaat sosial bagi masyarakat & sebaliknya
DILEMA BERKAITAN DG ETIKA YG DIHADAPI MANAJER ( Ethical dilemma )
situasi yg memaksa seseorang utk memutuskan suatu tindakan, meskipun memberikan keuntungan secara personal / organisasional, / keduanya. Mungkin keputu-san tsb dianggap tdk etis.
Nilai Personal sebagai standar Etika
Nilai (Values) sendiri pd dasarnya merupakan pandangan ideal yg mempengaruhi cara pandang, cara berfikir & perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, & keyakinan yg dipegang oleh seseorang sehubungan dg segala kegiatan yg dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal & nilai instrumental.
Nilai terminal pada dasarnya merupakan
pandangan & cara berfikir seseorang yg terwujud melalui perilakunya, yg
didorong oleh motif dirinya dlm meraih sesuatu.
Nilai instrumental : pandangan & cara berfikir seseorang yg
berlaku utk segala keadaan & diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yg
harus diperhatikan & dijalankan.
Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal & Nilai Instrumental (Kreitner,1992)
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-2 terminal yg perlu untuk dimiliki adalah :
Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal & Nilai Instrumental (Kreitner,1992)
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-2 terminal yg perlu untuk dimiliki adalah :
(1) kejujuran
(2) tanggung jawab
(3) kapabilitas
(4) ambisi
(5) independensi.
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yg perlu dimiliki adalah : (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan & kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan & kemerdekaan (4) dorongan utk meraih sesuatu & (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umum nya di dalam individu & antar individu.
Konflik individu - organisasi pada dasarnya merupakan konflik yg terjadi pada saat nilai yg dianut oleh individu berbenturan dg nilai yg hrs ditanamkan oleh perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dg orgns yg disebabkan oleh adanya perbedaan budaya antara individu atau organisasi yg bersangkutan
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusuhaan
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yg melakukan strategi reaktif dlm tangjawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tangjawab sosial
Strategi Defensif
Strategi defensif dlm tangjawab sosial yg dilakukan oleh pershn terkait dg penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum utk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yg di jalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat & lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tangjawab sosial adalah bagian dari tangjawab utk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuas kan, maka citra positif terhadap pershn akan terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat & pemerintah
Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dg perusahaan akan lebih erat dlm situasi win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dlm menjalankan misi sosial & pemerintah dlm hal tanggung jawab sosial.
sumber : Buku manajemen edisi kedelapan/jilid 1 Penulis Stephen P. Robbins / Mary Coulter
stiealanwar.files.wordpress.com/.../4tanggung-jawab-sosial-perusahaan.ppt
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yg perlu dimiliki adalah : (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan & kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan & kemerdekaan (4) dorongan utk meraih sesuatu & (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umum nya di dalam individu & antar individu.
Konflik individu - organisasi pada dasarnya merupakan konflik yg terjadi pada saat nilai yg dianut oleh individu berbenturan dg nilai yg hrs ditanamkan oleh perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dg orgns yg disebabkan oleh adanya perbedaan budaya antara individu atau organisasi yg bersangkutan
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusuhaan
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yg melakukan strategi reaktif dlm tangjawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tangjawab sosial
Strategi Defensif
Strategi defensif dlm tangjawab sosial yg dilakukan oleh pershn terkait dg penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum utk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yg di jalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat & lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tangjawab sosial adalah bagian dari tangjawab utk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuas kan, maka citra positif terhadap pershn akan terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat & pemerintah
Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dg perusahaan akan lebih erat dlm situasi win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dlm menjalankan misi sosial & pemerintah dlm hal tanggung jawab sosial.
sumber : Buku manajemen edisi kedelapan/jilid 1 Penulis Stephen P. Robbins / Mary Coulter
stiealanwar.files.wordpress.com/.../4tanggung-jawab-sosial-perusahaan.ppt
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.